Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Widget HTML #1

Ringkasan: Yohanes 1-12 (Yohanes 1-12)

Injil menurut Yohanes, kitab ini adalah salah satu catatan mula mula tentang kisah hidup Yesus. Dan pada bagian akhirnya kita dapati bahwa kitab ini ditulis oleh salah satu murid terdekat Yesus, yang disebut murid yang dikasihi Yesus.

Dia sendiri berkali kali muncul dalam kitab ini. Dan ada beberapa perdebatan yang membahas apakah kitab ini ditulis oleh Yohanes anak Sibideus, salah satu dari 12 murid, ataukah Yohanes lainnya yang tinggal di Jerusalem dan selanjutnya dikenal dalam gereja mula mula sebagai penetua Yohanes.

 Siapapun Yohanes yang dimaksud, kitab ini sendiri mencakup kesaksian saksi mata pribadi penulis dan telah disusun dengan sangat cemerlang, dengan tujuan yang jelas yang ditulis di akhir kitab ini.

Yohanes berkata bahwa kisah ini ditulis supaya kamu percaya bahwa Yesuslah Mesias, dan supaya kamu oleh imanmu memperoleh hidup dalam namanya. Yohanes percaya bahwa Yesus yang kita baca dalam kitab ini sungguh hidup dan nyata, dan dia dapat mengubah hidup kita selamanya.

 Rancangan kitab ini sungguh mengagumkan. Paruh pertamanya dipuka dengan pendahuluan yang puitis, dan sebuah kisah pendek yang kemudian diikuti dengan kumpulan besar kisah tentang Yesus yang mengadakan tanda tanda ajaib yang menimbulkan semakin banyak pertentangan.

 Semua memuncak dalam mujizat terbesarnya, kebangkitan Lazarus, yang menciptakan pertentangan terbesar seiring para pemimpin Israel memutuskan untuk membunuh Yesus.

Hal ini diperkenalkan pada paruh kedua kitab ini, Bagian ini berfokus pada malam terakhir Yesus dan kata kata terakhirnya untuk murid murid yang diikuti dengan penangkapan, pengadilan, kematian, dan kebangkitannya. Kitab ini diakhiri dengan sebuah epilog.

Pada video ini, kita hanya akan berfokus pada paruh pertamanya saja. Jadi kitab ini diawali dengan dua bagian pendahuluan. Pertama, sebuah puisi yang dimulai dengan "Pada mulanya adalah Firman." Ini jelas mengacu pada kejadian satu ketika Allah menciptakan segalanya dengan firmannya, yaitu perkataannya.

Dan ketika kita merenungkan pernyataan ini, selanjutnya dalam puisi ini kita mendengar bahwa perkataan ilahi ini menjadi manusia di dalam Yesus. Kemudian Yohanes melanjutkan dengan membawa kita kepada kisah dikeluaran, yaitu bahwa Yesus adalah Tabernakel Allah di tengah tengah kita.

Hadirat yang mulia dan ilahi yang melayang layang di atas tabur perjanjian Allah itu menjadi manusia di dalam Yesus, yang membawa kita pada pernyataan terakhirnya bahwa pribadi Allah Israel yang esa dan sejati itu terdiri atas Allah Bapak dan anak yang telah menjadi manusia untuk menyatakan Bapak kepada kita.

Sekarang, Seiring kita menimbang pernyataan yang mencengangkan ini, selanjutnya kita lalu mendengar kisah tentang bagaimana Yohanes Pembaptis pertama kali bertemu Yesus, dan kemudian membawa orang lain menemuinya dan menjadi muridnya, dan satu demi satu orang berjumpa dengan Yesus.

Mereka menyerukan pemikiran mereka tentang siapa Yesus itu. Dan dalam satu pasal ini, Yesus diberikan tujuh gelar. Ada pun gelar gelar ini mempersiapkan kita kepada kecintaan Yohanes terhadap tujuh gelar dalam merancang kitab ini.

 Namun keseluruhannya juga menciptakan sebuah pernyataan. Bahwa Yesus dari Nasaret yang sepenuhnya manusia ini adalah Raja Mesianis. Dia adalah Guru atas Israel. Dan Dia adalah anak Allah yang akan mati bagi dosa dosa dunia.

Nah, ini adalah pernyataan yang besar mengenai seseorang dan Yohanes akan terus mendukung pernyataan ini melalui kisah dalam pasal 2 hingga 12. Semuanya memiliki pola mendasar yang sama. Yesus akan mengadakan sebuah tanda atau membuat sebuah pernyataan mengenai dirinya.

 Dan ini akan berakibat kesalahpahaman dan pertentangan. Jadi pada akhir setiap kisah, orang orang dipaksa untuk membuat sebuah pilihan mengenai siapakah dia menurut mereka. Bagian pertama memperlihatkan bagaimana Yesus menemui empat institusi klasik Yahudi.

Dan dalam masing masing peristiwa, Yesus menunjukkan bahwa dialah perwujudan yang dimaksud institusi tersebut. Jadi Yesus sedang berada di pesta pernikahan dan mereka kehabisan anggur.
Lalu kemudian Yesus mengubah air di tempayan tempayan besar, kira kira 120 galon banyaknya, menjadi anggur terbaik yang pernah ada. Dan kepala pelayan berkata kepada pengantinya, "Engkau telah menyimpan anggur terbaik untuk akhir pesta." Ini tentu saja benar.

Namun Yohanes juga menyebut mujizat pertama ini sebagai tanda Yesus yang pertama. Dengan kata lain, ini adalah sebuah simbol yang menyatakan sesuatu mengenai Yesus. Jadi, seperti yang dikatakan Yesaya bahwa kerajaan Mesianis akan menjadi seperti pesta besar ini, dengan banyak anggur terbaik. Tanda mujizat pertama ini menyatakan kemuranhati dari kerajaan Yesus.

 Selanjutnya, Yesus pergi ke Bait Allah di Yerusalem, tempat di mana surga dan bumi bersatu, dan Allah akan menemui umatnya. Dan Yesus menegaskan otoritasnya atasnya. Mengusir semua pedagang, menghentikan persembahan korban bakaran, dan ketika para pemimpin baik Allah menenggurnya, dia berkata, "Rombak baik Allah ini, dan aku akan membangunnya kembali dalam tiga hari."

Yesus sedang menyatakan bahwa kematiannya sebagai korban persembahan yang akan tiba adalah di mana surga dan bumi akan benar benar menyatu. Tubuhnya yang akan dibunuh merupakan kenyataan yang dimaksud bangunan baik Allah.

 Kemudian Yesus terlibat percakapan sepanjang malam dengan seorang rabi bernama Nikodemus yang mengira bahwa Yesus sama saja seperti dia, yaitu satu lagi rabi dan guru bagi Israel.

Akan tetapi Yesus mengatakan bahwa Israel membutuhkan lebih dari sekedar guru dengan pesan yang baru. Israel membutuhkan hati yang baru dan hidup baru. Atau dengan perkataannya, tidak ada seorangpun yang bisa menjadi warga kerajaan Allah kalau dia tidak dilahirkan kembali.

Yesus percaya bahwa manusia terperangkap dalam jaring egoisme dan dosa yang menyebabkan kematian. Namun, dia juga tahu bahwa Allah mengasihi dunia ini.

Jadi, Yesus hadir untuk menawarkan kelahiran baru, kesempatan baru dalam hidup. Dari sini, Yesus pergi ke arah utara dan berhenti di sebuah sumur keramat.

Lalu terlibat percakapan dengan seorang perempuan Samaria, seorang non Yahudi, dan mereka mulai berbicara tentang air, yang kemudian dipakai Yesus sebagai metafora tentang dirinya. Yesus berkata bahwa dia ada untuk memberikan air yang dapat menjadi sumber hidup kekal.

Adapun dalam kitab Yohanes, istilah ini merujuk kepada kualitas hidup baru yang diisi dengan kasih Allah yang abadi dan merupakan hidup yang dapat dimulai sekarang dan berlangsung hingga masa mendatang. Setelah ini, Yohanes telah menyusun kumpulan kisah lainnya yang terjadi pada empat hari besar keagamaan Yahudi atau Hari Raya.

Dan lagi lagi, Yesus menggunakan gambaran yang berhubungan dengan Hari Raya tersebut untuk membuat sebuah pernyataan mengenai dirinya. Jadi pertama –tama, Yesus menyembuhkan orang lumpuh pada Hari Sabat yang memulai pertentangan dengan para pemimpin Yahudi mengenai bekerja pada hari perhentian.

Dan Yesus mengatakan bahwa, Kisah selanjutnya berlangsung pada saat Pasca, hari raya yang menceritakan kembali kisah pembebasan Israel dari perbudakan dengan makanan simbolisnya yaitu daging domba dan roti serta anggur.

Dan Yesus dengan ajaib menyediakan makanan untuk ribuan orang yang membuat orang meminta roti lagi kepadanya. Lalu kemudian Yesus malah menyatakan bahwa, Nah, hal ini menyinggung banyak orang sehingga berhenti mengikuti dia.

 Berikutnya adalah kumpulan cerita yang terjadi di Yerusalem pada saat Hari Raya Pondok Daun yang menceritakan kembali kisah pengembaraan orang Israel di Padang Gurun ketika Tuhan menuntun mereka dengan tiang awan dan tiang api dan memberi mereka minum di gurun.

Dan Yesus berdiri di dalam bait alah lalu berseru. "Baiklah ia datang kepada aku dan minum." Dan kemudian dia berkata, "Akulah terang dunia." Dia menyatakan bahwa dialah hadirat Allah yang menerangi dan pemberian Allah yang menyelamatkan jiwa bagi umatnya. Dan beberapa orang percaya dan mengikuti dia.

Tetapi yang lainnya tersinggung. Dan yang lainnya lagi justru mencoba membunuh dia karena semua pernyataan pernyataan tinggi ini. Kisah terakhir terjadi saat perayaan Hanukkah yang artinya pentahbisan bait Allah. Ini tentang bagaimana Yudas Makabe yang membersihkan area baik Allah dari penyembahan berhala dan sekali lagi memisahkan itu sebagai tempat kudus.

Lalu Yesus memasuki area baik Allah dan berkata bahwa Dan dia juga berkata bahwa semua konflik ini memuncak dalam satu tanda mujizah terakhir. Yesus mendengar bahwa sahabatnya Lazarus sedang sakit, namun keluarganya tinggal di dekat Jerusalem, yang saat itu merupakan perangkap kematian bagi Yesus.